1.
Perhitungan Anava Dua Jalur Secara
Manual
Uji hipotesis dengan ANAVA dua jalur dapat dilakukan
bila telah memenuhi uji prasyarat, yaitu:
·
Uji homogenitas varian ( link )
1)
Pengertian dan Perhitungan ANAVA dua jalur
Pada penelitian eksperimen terkadang melibatkan 2
variabel bebas atau satu veriabel bebas dan satu variabel moderator. Pada
kondisi ini, masing-masing variabel bebas bisa diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu variabel bebas pertama dan variabel bebas kedua. Kondisi ini juga memungkinkan
adanya satu variabel moderator. Dalam kondisi ini, variabel moderator dibagi
menjadi dua, yaitu moderator kategori pertama dan moderator kategori kedua.
Misalkan untuk suatu penelitian yang berjudul : pengaruh
model pembelajaran PBL dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika
siswa. Pada penelitian ini model pembelajaran PBL sebagai variabel bebas,
motivasi belajar sebagai variabel moderat serta hasil belajar matematika
sebagai variabel terikat. Variabel moderat (motivasi belajar) akan dibagi menjadi asi belajar tinggi dan
asi belajar rendah.
Desain penelitian untuk penelitian ini terlihat pada
tabel 1 berikut.
|
A1(M. tinggi)
|
A2 (M. rendah)
|
||||
B1 (PBL)
|
A1B1
|
A2B1
|
||||
B2 (Konvensional)
|
A1B2
|
A2B2
|
Variabel bebas pada penelitian di atas adalah model
pembelajaran pembelajaran PBL, sedangkan model pembelajaran konvensional
sebagai pembandiang di kelas kontrol. variabel moderator pada penelitian di atas
adalah motivasi belajar. Variabel motivasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Penentuan tinggi rendahnya
kategori motivasi belajar dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut.
a)
Urutkan data motivasi belajar dari terbesar ke
terkecil.
b)
Tentukan 27% atau 33% dari seluruh sampel.
c)
27% atau 33% data terbesar selanjutnya dikategorikan
motivasi belajar tinggi
d)
27% atau 33% data terkecil selanjutnya dikategorikan
motivasi belajar rendah.
Hipotesis yang diuji dengan ANAVA dua jalur dinyatakan
seperti di bawah ini.
a)
H0 = µA1=
µA2= µA3= …= µAn (main effect)
Ha=
Paling tidak dua rerata tidak sama
b)
H0 = µB1=
µB2= µB3= …= µBn (main effect)
Ha =
Paling tidak dua rerata tidak sama
c)
H0 = A
x B = 0 (interraction effect)
Ha = A
x B ≠ 0
Hipotesis pertama menguji perbedaan variabel terikat
(hasil belajar matematika) berdasarkan perbedaan variabel bebas (A) atau model
pembelajaran (dari contoh penelitian di atas). Hipotesis kedua menguji
perbedaan variabel terikat (hasil belajar matematika) berdasarkan perbedaan
variabel moderator (B) atau motivasi belajar. Dari contoh penelitian di atas,
hipotesis kedua ini tidak layak diuji karena hasil belajar matematika siswa
dengan motivasi belajar tinggi tidak layak dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa dengan motivasi belajar rendah. Akibatnya pada penelitian
eksperimen dengan kondisi ini hipotesis kedua diabaikan. Hipotesis ketiga
bertujuan untuk menguji interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi
belajar. Pada subbab selanjutnya akan dipaprkan mengenai apa itu interaksi dan
jenis-jenis interaksi. Jika terjadi interaksi maka dapat dilanjutkan dengan uji
lanjut yang juga akan dibahas pada subbab selanjutnya.
Uji ANAVA dua jalur dapat sekaligus menguji ketiga
hipotesis tersebut. Hasil uji ANAVA dua jalur berupa koefisien F sekaligus
ditampilkan untuk tiga uji beda, yaitu: (1) koefisien FA hasil uji
beda antar klasifikasi menurut variabel bebas (pada contoh di atas antara A1
dan A2), (2) koefisien FB hasil uji beda antar
klasifikasi variabel moderator (pada contoh di atas antara B1 dan B2
sehingga tidak layak uji yang artinya hipotesis ini dapat diabaikan), (3)
koefisien FAB hasil uji interaksi antara variabel bebas dengan
variabel moderator (antara A dan B).
Ketiga koefisien F yang didapatkan (FA, FB
dan FAB) yang didapatkan dari hasil perhitungan dikontrol dengan F
dari tabel distribusi F pada taraf signifikansi α dengan masing - masing
derajat kebebasan (dk) pembilang dan penyebut. Penarikan kesimpulan didasarkan
pada kriteria berikut ini.
a)
Jika FA lebih dari Ftabel maka
hipotesis nol yang menyatakan H0 =
µA1= µA2= µA3= …= µAn ditolak.
Ftabel diambil pada taraf signifikansi α dengan dk pembilang sama
dengan k – 1 serta dk penyebut sama dengan N – (k x b).
b)
Jika FB lebih dari Ftabel maka
hipotesis nol yang menyatakan H0 =
µB1= µB2= µB3= …= µBn ditolak.
Ftabel diambil pada taraf signifikansi α dengan dk pembilang sama
dengan b – 1 serta dk penyebut sama dengan N – (k x b).
c)
Jika FAB lebih dari Ftabel maka
hipotesis nol yang menyatakan H0 =
A x B = 0 ditolak. Ftabel diambil pada taraf signifikansi α
dengan dk pembilang sama dengan (b – 1)(k – 1)serta dk penyebut sama dengan N –
(k x b).
Pada perhitungan di atas, N adalah besar sampel atau
banyak responden, k adalah banyak kolom dan b adalah banyak baris.
Nilai FA, FB dan FAB
dihitung dengan rumus masing – masing seperti berikut.
RJKA adalah rerata jumlah kuadrat antar – A. RJKB
adalah rerata jumlah kuadrat antar – B. RJKAB adalah rerata jumlah
kuadrat antar – AB. RJKD adalah rerata jumlah kuadrat dalam. Masing
– masing RJK di atas dihitung dengan rumus sebagai berikut.
JKA adalah jumlah kuadrat antar – A. JKB
adalah jumlah kudrat antar – B. JKAB adalah jumlah kuadrat antar –
AB atau interaksi. JKD adalah jumlah kuadrat antar – D. Masing –
masing JK tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Pada rumus di atas, N adalah total responden atau total
sampel keseluruhan, sedangkan n menyatakan total responden atau total sampel
per sel. Pada rumus RJK terdapat dk yang menyatakan derajat kebebasan. Sehingga
dkA menyatakan derajat kebebasan antar – A, dkB
menyatakan derajat kebebasan antar – B, dkD menyatakan derajat
kebebasan dalam serta dkAB menyatakan derajat kebebasan antar – AB
atau interaksi. Masing – masing dari dk tersebut dicari dengan rumus sebagai
berikut:
dkA = k – 1, dimana k
adalah banyak kolom atau banyaknya klasifikasi untuk variabel bebas.
dkB = b – 1, dimana b adalah banyaknya baris atau
banyaknya klasifikasi untuk variabel moderator
dkAB = dkA x
dkB = (k - 1)(b - 1)
dkD = N – (b x k)
Tabel ringkasan hasil uji ANAVA dua jalur dapat dilihat
seperti berikut.
Sumber Varian
|
JK
|
dk
|
RJK
|
F
|
A
|
JKA
|
k - 1
|
||
B
|
JKB
|
b – 1
|
||
AB
|
JKAB
|
(k – 1)(b – 1)
|
||
Dalam
|
JKD
|
N – (k x b)
|
||
Total
|
JKT
|
N - 1
|
No comments:
Post a Comment