Menu

Sunday, April 19, 2020


Apakah kalian pernah memiliki pas photo?. Saya kira semua yang membaca blog ini pernah membuat pas photo. Pernahkah kalian memperhatikan wajah anda yang asli dengan yang di pas photo?. Bagaimana proporsinya?. Tentu saja sesuai ya dengan wajah kalian yang asli.
Wajah kalian yang asli dengan yang di pas photo merupakan salah satu contoh aplikasi dalam konsep kesebangunan. Kata kunci pada konsep kesebangunan adalah PROPORSI atau perbandingan. Jadi dalam geometri yang dalam hal ini adalah kesebangunan pada poligon terdapat konsep yang harus dipegang yaitu sisi yang bersesuaiaan membentuk perbandingan yang sama. Selain itu sudut-sudut yang bersesuaian juga sama besar.
Konsep kesebangunan merupakan konsep umum dari kekongruenan. Kekongruenan adalah kondisi dimana perbandingan dari sisi-sisi yang bersesuaian adalah 1. Sehingga perbandingan pada kesebangunan bisa selain 1 atau sama dengan 1. Hal ini mengindikasikan bahwa kalau dua bangun kongruen sudah pasti sebangun namun kalau dua bagun sebangun belum tentu kongruen.
Pada konsep kesebangunan pada segitiga ada beberapa teori yang dapat dijadikan dasar saat membuktikan dua buah segitiga sebangun atau tidak. Ini dapat dilihat dan didownload pada link berikut [lihat/download].
Untuk menambah pemahaman kalian, berikut terdapat beberapa soal latihan yang dapat dilihat dan didownload pada link berikut [lihat/download].

Wednesday, April 15, 2020

Metode Secant

Metode Secant merupakan suatu metode untuk menentukan nilai pendekatan salah satu akar dari suatu fungsi non linier. Bilamana fungsi tersebut memiliki lebih dari satu akar, maka metode ini hanya dapat mendekati salah satu akar saja. Hal serupa pula dapat diartikan bahwa aproksimasi akar yang didapatkan dari metode ini mungkin saja bukan satu-satunya akar dari fungsi yang diberikan.
Bila diperhatikan pada gambar di atas, terlihat bahwa pada metode secant dibutuhkan dia buah titik, sebut saja xi dan xi-1 yang tidak menyiaratkan adanya akar pada selang terebut atau f(xi) x f(xi-1) tidak harus negatif. Metode secant melakukan pendekatan terhadap kurva f(x)  dengan garis lurus yang menghubungkan titik (xi, f(xi)) dan (xi-1, f(xi-1)) yang tentukan memotong sumbu x. Absis dari titik potong ini akan menjadi nilai x selanjutnya. Dari gambar di atas, A, dan D merupakan nilai awal yang kita tentukan. Selanjutnya titik B dan C merupakan titik pada grafik fungsi dengan absis A dan D. Garis yang menghubungkan B dan C memotong sumbu x  di E. Selanjutnya yang digunakan adalah D dan E, sedangkan A tidak digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
Adapun algoritma metode secant adalah sebagai berikut.
1.    Taksir nilai awal, xi dan xi-1 (tanpa ada syarat f(xi) x f(xi-1) < 0, namun f(xi) f(xi-1))
2.    Lakukan iterasi dengan menghitung nilai taksiran selanjutnya dengan rumus:
3.    Iterasi dinyatakan berhenti bila Ɛrh < Ɛ (Ɛ diberikan terlebih dahulu), dengan
Secara lengkap, teori tentang Metode Secant dapa dilihat pada video berikut (Menyusul)

Sunday, April 12, 2020

KEKONGRUENAN

Secara sederhana, kekongruenan dapat diartikan sama persis, baik dari bentuk dan ukurannya. Konsep yang paling sering dikaitkan dengan konsep kekongruenan adalah segitiga.
Apabila kita membandingkan dua buah segitiga dimana sudut-sudut bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dengan perbadingan sama dengan 1 maka kedua segitiga itu disebut kongruen. Dari definisi dasar ini menyiratkan bahwa jika hanya sudutnya saja yang sama besar maka tidak bisa disimpulkan kongruen, namun bila sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan sama dengan 1 maka otomatis sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Jadi, postulat pertama yang bisa kita ambil adalah untuk membuktikan dua buah segitiga saling kongruen dapat dilakukan dengan membuktikan bahwa ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang.
Bagaimana bila yang diketahui dalam soal adalah dua segitiga dimana tidak ketiga sisinya diketahui?. Ada beberapa postulat yang mendukung bahwa untuk membuktikan dua buah segitiga saling kongruen namun dibutuhkan satu atau dua sudut yang bersesuaian sama besar. Untuk lebih jelasnya beberapa postulat lanjutan dapat dilihat dan didownload pada link berikut [lihat/download].

Saturday, April 4, 2020

Metode Posisi Palsu (False Position Method)


Perhatikan gambar di atas, gambar tersebut merupakan interpretasi geometris dari metode posisi palsu. Metode posisi palsu merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengaproksimasi akar dari suatu fungsi non linier. Metode ini merupakan salah satu alternatif perbaikan metode bagi dua dimana metode ini dapat mempercepat kekonvergenan metode bagi dua. Sama halnya dengan metode bagi dua, metode posisi palsu juga diawali dengan memilih nilai titik awal, misalnya x1 dan x2, dengan syarat nilai fungsi dari kedua nilai tersebut berbeda tanda. Hal ini mengindikasikan bahwa akar berada diantara kedua nilai tersebut. Bila nilai awal yang dipilih tidak memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan pemilihan nilai awal yang lain. Dari nilai awal ini akan memberikan dua titik, yaitu (x1,f(x1)) dan (x2, f(x2)). Kedua titik ini dihubungkan dengan garis lurus dan memotong sumbu x sebut x3, selanjutnya x3 ini disebut posisi palsu dari akar yang sebenernya. Hal ini yang menjadi asal mula dari nama metode posisi palsu (False Position Method) atau dalam bahasa lainnya metode regula falsi.
Langkah – langkah perhitungan dengan metode posisi palsu adalah:
1.      Tentukan nilai x1 dan x2 dengan syarat f(x1) x f(x2)  < 0
2.      Tentukan nilai x3 dengan formula:

3.      Untuk pergantian x1 dan x2 berikutnya ditentukan oleh f(x1) x f(x3)
4.      Syarat pergantian x1 dan x2 didasarkan pada panduan berikut.
a)      Jika f(x1) x f(x3) < 0, maka x2 baru = x3
b)      Jika f(x1) x f(x3) > 0 maka x1 baru = x3
c)      Jika f(x1) x f(x3)= 0 maka proses berhenti dan akarnya x3
5.      Nilai tersebut digunakan untuk menghitung f(x3) yang kemudian digunakan lagi untuk interpolasi linier dengan nilai f(x1) dan f(x2) sedemikian sehingga kedua nilai fungsi mempunyai tanda yang berbeda.
6.      Prosedur ini dilakukan berulang sampai nilai f(x3)  mendekati nol.

Video terkait materi ini dapat dilihat pada link di bawah ini.


Wednesday, April 1, 2020

HUBUNGAN GARIS PADA BIDANG DATAR



Dalam ilmu geometri, terdapat beberapa istilah yang tidak didefinisikan tetapi diakui eksistensinya, misalnya titik, garis, dan bidang. Garis dapat dipandang sebagai gabungan sangat banyak titik yang tidak memiliki ujung. Ingat, yang mungkin kalian sebut sebagai garis AB, pada dasarnya itu adalah berkas garis. Pada dimensi dua, ada sangat banyak garis. Dari dua buah garis yang ada, mungkin akan saling berpotongan ataukah sejajar.
Dua garis dikatakan berpotongan bila memiliki tepat satu titik potong. Bagaimana kalau dua garis yang berhimpit?. Dalam konteks ini, garis yang berhimpit tidak dikatakan sebagai dua garis yang berpotongan krn pada dasarnya hanya ada satu garis. Dalam kondisi tertentu bila dua garis saling berpotongan dan membentuk sudut siku-siku. Nah, kondisi ini dinamakan berpotongan tegaklurus. Jadi, berpotongan tegaklurus merupakan suatu kondisi khusus dari berpotongan itu sendiri.
Dalam dimensi dua, dua garis yang tidak berpotongan pastilah sejajar. Dua garis yang sejajar tidak akan memiliki titik potong atau titik persekutuan. Dalam beberapa gambar yang diberikan dua garis yang tidak berpotongan namun terlihat memiliki kemiringan yang berbeda. Kondisi pada gambar ini tdk dapat dikatakan sejajar meskipun terlihat tidak berpotongan. Perlu diingat bahwa garis tidak memiliki batas, yang artinya bahwa garis itu bisa diperpanjang. Yang mungkin terjadi adalah kedua garis itu berpotongan pada perpanjangannya. Secara analitis, dua garis yang sejajar akan memiliki gradien yang sama. Namun tidak selalu dua garis dengan gradien yang sama otomatis akan sejajar.
Secara lebih lengkapnya, pemaparan ini dapat diunduh pada link ini [lihat/download]