1. Uji Multikolinieritas Dengan Perhitungan
Manual
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang kuat (signifikan) antar variabel bebas. Jika terdapat hubungan
yang signifikan maka dapat dikatakan ada aspek yang sama dikur pada variabel
bebas. Kondisi ini menunjukkan ketidaklayakan untuk digunakan dalam menguji kontribusi
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji multikolinieritas
ini diperlukan hanya pada regresi ganda, hal ini dikarenakan pada regresi ganda
memiliki lebih dari satu variabel bebas. Sedangkan untuk regresi sederhana
tidak memerlukan uji multikolinieritas karena pada regresi sederhana hanya
melibatkan satu variabel bebas.
Misalkan pada regresi ganda dengan variabel bebas X1,
X2, X3, . . . , Xn terhadap Y. Apabila terjadi
multikolinieritas pada variabel – variabel bebas, maka akan kesulitan untuk
menginterpretasikan efek dari masing – masing variabel bebas.
Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung
koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel bebas. Sebagai
contoh, pada suatu penelitian yang mengkaji tentang kontribusi X1, X2,
X3 terhdap Y. Pertama – tama dihitung RY. X1X2X3. Lakukan
perhitungan korelasi sederhana dari masing – masing variabel bebas, yaitu rX1X2,
rX1X3, dan rX2X3, apabila dari ketiga korelasi tersebut
dikategorikan kuat (lebih dari 0,8) maka dilanjutkan dengan menghitung korelasi
ganda antar variabel bebas. Selanjutnya
dihitung korelasi antar variabel – variabel bebas, yaitu rX1.X2X3, rX2.X1X3 dan rX3.X1X2.
Apabila diantara koefisien korelasi tersebut ada yang melebihi RY. X1X2X3 maka
dapat dikatakan bahwa terjadi multikolonieritas.
Sebagai contoh, suatu penelitian yang mengkaji hubungan
(korelasi) antara motivasi belajar (X1), minat belajar (X2)
dan kepercayaan diri (X3) terhadap hasil belajar matematika siswa. Misalkan
hasil perhitungan korelasi ganda untuk RY. X1X2X3 memberikan hasil
0,897. Hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel – variabel bebas (X1,
X2, dan X3) tersaji pada tabel berikut.
|
X1
|
X2
|
X3
|
X1
|
1.000
|
0,845
|
0,637
|
X2
|
0,845
|
1,000
|
0,945
|
X3
|
0,637
|
0,945
|
1,000
|
Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil korelasi, yaitu rX1X2
= 0,845, rX1X3 = 0,637 dan rX2X3 = 0,945. Dari
hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi hubungan yang kuat. Nilai
dari rX1X2 = 0,845 > 0,8 yang artinya terdapat hubungan yang kuat
antara X1 dan X2. Nilai dari rX2X3 = 0,945 > 0,8 yang
juga terjadi hubungan yang kuat antara X2 dan X3.
Selanjutnya dilakukan perhitungan korelasi ganda antar variabel – variabel
bebas, yaitu rX1.X2X3, rX2.X1X3
dan rX3.X1X2. Misalkan
pada contoh penelitian di atas didapatkan hasil : rX1.X2X3 = 0,886,
rX2.X1X3=0,925 dan rX3.X1X2 = 0,772. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa nilai rX2.X1X3 merupakan nilai terbesar, yang artinya
bahwa X2 memiliki hubungan yang kuat dengan variabel bebas yang lain
(X1 dan X3). Jika peneliti ingin menggugurkan variabel
yang menimbulkan multikolinieritas, maka variabel yang harus digugurkan adalah
X2.
Khusus untuk penelitian eksperimen dengan variabel terikat
lebih dari satu (Manova), uji multikolinieritas juga dibutuhkan untuk menguji
apakah antar variabel terikat pada penelitian tersebut memiliki hubungan yang
kuat. Sehingga uji multikolinieritas dilakukan pada variabel terikat (Y1,
Y2, . . .). Uji multikolinieritas pada penelitian manova dilakukan
dengan mencari koefisien korelasi dari variabel-variabel terikat. Jika
koefisien korelasi yang didapatkan dapat dikategorikan tinggi (lebih dari 0,8)
maka pada variabel terikat yang dipilih pada penelitian itu terjadi
multikolinieritas. Sebagai contoh yang lebih spesifik, misalnya suatu
penelitian manova dengan variabel terikat sebanyak 2 (dua), didapatkan rY1Y2 = 0,562, dari
hasil korelasi ini dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada
kedua variabel terikat tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai variabel
terikat lebih lanjut. Sebaliknya jika koefisien korelasi rY1Y2 lebih
dari 0,8 maka dapat dikatakan kedua variabel terikat yang diteliti terjadi
multikolinieritas, akibatnya salah satu dari kedua variabel tersebut harus
dibuang atau diganti dengan variabel lainnya.
2. Uji Multikolinieritas berbantuan SPSS
Sama halnya dengan uji multikolinieritas dengan perhitungan
manual, uji multikolinieritas berbantuan SPSS dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu mencari koefisien korelasi dari masing-maisng variabel bebas (untuk
regresi) dan masing-masing variabel terikat (untuk manova). Pengujian korelasi
dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a) Analyze −> Correlate −> Bivariate
b) Masukkan
data variabel yang akan diuji multikolinieritas ke variables
c) Lalu
klik OK
No comments:
Post a Comment