Apakah
kalian pernah memiliki pas photo?. Saya kira semua yang membaca blog ini pernah
membuat pas photo. Pernahkah kalian memperhatikan wajah anda yang asli dengan
yang di pas photo?. Bagaimana proporsinya?. Tentu saja sesuai ya dengan wajah
kalian yang asli.
Wajah
kalian yang asli dengan yang di pas photo merupakan salah satu contoh aplikasi
dalam konsep kesebangunan. Kata kunci pada konsep kesebangunan adalah PROPORSIatau perbandingan. Jadi dalam geometri
yang dalam hal ini adalah kesebangunan pada poligon terdapat konsep yang harus
dipegang yaitu sisi yang bersesuaiaan membentuk perbandingan yang sama. Selain
itu sudut-sudut yang bersesuaian juga sama besar.
Konsep
kesebangunan merupakan konsep umum dari kekongruenan. Kekongruenan adalah
kondisi dimana perbandingan dari sisi-sisi yang bersesuaian adalah 1. Sehingga
perbandingan pada kesebangunan bisa selain 1 atau sama dengan 1. Hal ini
mengindikasikan bahwa kalau dua bangun kongruen sudah pasti sebangun namun
kalau dua bagun sebangun belum tentu kongruen.
Pada
konsep kesebangunan pada segitiga ada beberapa teori yang dapat dijadikan dasar
saat membuktikan dua buah segitiga sebangun atau tidak. Ini dapat dilihat dan
didownload pada link berikut [lihat/download].
Untuk menambah
pemahaman kalian, berikut terdapat beberapa soal latihan yang dapat dilihat dan
didownload pada link berikut [lihat/download].
Metode Secant merupakan
suatu metode untuk menentukan nilai pendekatan salah satu akar dari suatu
fungsi non linier. Bilamana fungsi tersebut memiliki lebih dari satu akar, maka
metode ini hanya dapat mendekati salah satu akar saja. Hal serupa pula dapat
diartikan bahwa aproksimasi akar yang didapatkan dari metode ini mungkin saja
bukan satu-satunya akar dari fungsi yang diberikan.
Bila diperhatikan pada
gambar di atas, terlihat bahwa pada metode secant dibutuhkan dia buah titik,
sebut saja xi dan xi-1 yang tidak menyiaratkan adanya akar
pada selang terebut atau f(xi) x f(xi-1) tidak
harus negatif. Metode secant melakukan pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis lurus yang menghubungkan titik (xi, f(xi)) dan (xi-1, f(xi-1)) yang tentukan memotong sumbu x. Absis dari titik potong ini akan menjadi nilai x selanjutnya. Dari gambar di atas, A, dan
D merupakan nilai awal yang kita tentukan. Selanjutnya titik B dan C merupakan
titik pada grafik fungsi dengan absis A dan D. Garis yang menghubungkan B dan C
memotong sumbu x di E. Selanjutnya yang digunakan adalah D dan
E, sedangkan A tidak digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
Adapun algoritma metode
secant adalah sebagai berikut.
1.Taksir
nilai awal, xi dan xi-1 (tanpa ada syarat f(xi) x f(xi-1) < 0, namun f(xi) ≠
f(xi-1))
2.Lakukan
iterasi dengan menghitung nilai taksiran selanjutnya dengan rumus:
3.Iterasi
dinyatakan berhenti bila Ɛrh < Ɛ (Ɛ diberikan terlebih dahulu), dengan
Secara lengkap, teori
tentang Metode Secant dapa dilihat pada video berikut (Menyusul)
Secara sederhana, kekongruenan dapat
diartikan sama persis, baik dari bentuk dan ukurannya. Konsep yang paling
sering dikaitkan dengan konsep kekongruenan adalah segitiga.
Apabila kita membandingkan dua buah
segitiga dimana sudut-sudut bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang
bersesuaian sebanding dengan perbadingan sama dengan 1 maka kedua segitiga itu
disebut kongruen. Dari definisi dasar ini menyiratkan bahwa jika hanya sudutnya
saja yang sama besar maka tidak bisa disimpulkan kongruen, namun bila sisi-sisi
yang bersesuaian memiliki perbandingan sama dengan 1 maka otomatis sudut-sudut
yang bersesuaian sama besar. Jadi, postulat
pertama yang bisa kita ambil adalah untuk membuktikan dua buah segitiga
saling kongruen dapat dilakukan dengan membuktikan bahwa ketiga sisi yang
bersesuaian sama panjang.
Bagaimana bila yang diketahui dalam
soal adalah dua segitiga dimana tidak ketiga sisinya diketahui?. Ada beberapa
postulat yang mendukung bahwa untuk membuktikan dua buah segitiga saling
kongruen namun dibutuhkan satu atau dua sudut yang bersesuaian sama besar. Untuk
lebih jelasnya beberapa postulat lanjutan dapat dilihat dan didownload pada
link berikut [lihat/download].
Perhatikan gambar di atas, gambar
tersebut merupakan interpretasi geometris dari metode posisi palsu. Metode posisi
palsu merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengaproksimasi
akar dari suatu fungsi non linier. Metode ini merupakan salah satu alternatif
perbaikan metode bagi dua dimana metode ini dapat mempercepat kekonvergenan
metode bagi dua. Sama halnya dengan metode bagi dua, metode posisi palsu juga
diawali dengan memilih nilai titik awal, misalnya x1dan x2,
dengan syarat nilai fungsi dari kedua nilai tersebut berbeda tanda. Hal ini
mengindikasikan bahwa akar berada diantara kedua nilai tersebut. Bila nilai awal
yang dipilih tidak memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan pemilihan
nilai awal yang lain. Dari nilai awal ini akan memberikan dua titik, yaitu (x1,f(x1)) dan (x2, f(x2)). Kedua
titik ini dihubungkan dengan garis lurus dan memotong sumbu x sebut x3, selanjutnya x3
ini disebut posisi palsu dari akar yang sebenernya. Hal ini yang
menjadi asal mula dari nama metode posisi palsu (False Position Method) atau dalam bahasa lainnya metode regula
falsi.
Langkah – langkah perhitungan dengan
metode posisi palsu adalah:
1.Tentukan nilai x1 dan x2 dengan syarat f(x1)
x f(x2)< 0
2.Tentukan nilai x3 dengan formula:
3.Untuk pergantian
x1 dan x2 berikutnya ditentukan oleh
f(x1) x f(x3)
4.Syarat pergantian
x1 dan x2 didasarkan pada panduan
berikut.
a)Jika f(x1) x f(x3) <
0, maka x2 baru = x3
b)Jika f(x1) x f(x3) >
0 maka x1 baru = x3
c)Jika f(x1) x f(x3)= 0
maka proses berhenti dan akarnya x3
5.Nilai tersebut
digunakan untuk menghitung f(x3)
yang kemudian digunakan lagi untuk interpolasi linier dengan nilai f(x1) dan f(x2) sedemikian sehingga
kedua nilai fungsi mempunyai tanda yang berbeda.
6.Prosedur ini
dilakukan berulang sampai nilai f(x3)mendekati nol.
Video terkait materi ini dapat dilihat pada link di bawah ini.
Dalam ilmu geometri, terdapat beberapa
istilah yang tidak didefinisikan tetapi diakui eksistensinya, misalnya titik,
garis, dan bidang. Garis dapat dipandang sebagai gabungan sangat banyak titik
yang tidak memiliki ujung. Ingat, yang mungkin kalian sebut sebagai garis AB,
pada dasarnya itu adalah berkas garis. Pada dimensi dua, ada sangat banyak
garis. Dari dua buah garis yang ada, mungkin akan saling berpotongan ataukah
sejajar.
Dua garis dikatakan berpotongan bila
memiliki tepat satu titik potong. Bagaimana kalau dua garis yang berhimpit?.
Dalam konteks ini, garis yang berhimpit tidak dikatakan sebagai dua garis yang
berpotongan krn pada dasarnya hanya ada satu garis. Dalam kondisi tertentu bila
dua garis saling berpotongan dan membentuk sudut siku-siku. Nah, kondisi ini
dinamakan berpotongan tegaklurus. Jadi, berpotongan tegaklurus merupakan suatu
kondisi khusus dari berpotongan itu sendiri.
Dalam dimensi dua, dua garis yang tidak
berpotongan pastilah sejajar. Dua garis yang sejajar tidak akan memiliki titik
potong atau titik persekutuan. Dalam beberapa gambar yang diberikan dua garis
yang tidak berpotongan namun terlihat memiliki kemiringan yang berbeda. Kondisi
pada gambar ini tdk dapat dikatakan sejajar meskipun terlihat tidak berpotongan.
Perlu diingat bahwa garis tidak memiliki batas, yang artinya bahwa garis itu
bisa diperpanjang. Yang mungkin terjadi adalah kedua garis itu berpotongan pada
perpanjangannya. Secara analitis, dua garis yang sejajar akan memiliki gradien
yang sama. Namun tidak selalu dua garis dengan gradien yang sama otomatis akan
sejajar.
Secara lebih lengkapnya, pemaparan ini
dapat diunduh pada link ini [lihat/download]
Metode
Newton-Raphson merupakan salah satu metode untuk menentukan hampiran akar suatu
fungsi riil. Dibandingkan dengan metode bagi dua, metode Newton-Raphson bisa
diakatakan metode yang lebih mudah karena hanya memerlukan satu titik awal.
Namun satu tambahan syarat pada metode Newton-Raphson adalah fungsi f harus memiliki turunan dan turunannya bersifat kontinu.
Metode
Newton-Raphson merupakan metode yang menggunakan garis lurus sebagai hampiran
fungsi pada suatu selang. Tapi garis lurus yang digunakan adalah garis singgung dari grafik fungsi yang
diberikan. Jadi semakin dekat titik awal yang dipilih dengan akar sebenarnya,
maka semakin konvergen ke akarnya.
Metode
Newton-Raphson dapat diturunkan berdasarkan intepretasi geometric (sebuah
metode yang didasarkan pada deret Taylor) seperti terlihat pada gambar di atas.
Turunan pertama pada xnekuivalen
dengan kemiringan:
(bagi
pembaca, coba jelaskan mengapa)
Yang
bentuknya dapat dirubah menjadi:
, yang selanjutnya dinamakan dengan formula Newton-Raphson.
Gagasan
dasar dari metode Newton-Raphson adalah grafik f dihampiri oleh garis-garis singgung yang bersesuaian. Adapun langkah-langkah
dari metode Newton-Raphson adalah sebagai berikut.
1.Tentukan
x0sebagai titik awal, selanjutnya tentukan, dengan
ketentuan bahwa(bagi pembaca, coba paparkan apa yang terjadi bila pernyataan ini tidak
diberikan?)
2.Tetapkan
x1 sebagai titik potong gasris singgung yang melaluidengan sumbu x. Untuk menentukan x1 gunakan formula
3.Selanjutnya,
dengan cara yang sama tentukan nilai x2,
x3 dan seterusnya.
4.Iterasi
dapat dihentikan bila dua iterasi beruntun menghasilkan hampiran akar yang sama
atau.
Contoh:
Dengan
metode Newton-Raphson, tentukanlah akar dari persamaan!
(solusi (berbantuan Microsoft excel) ini dapat
dilihat pada video pembelajaran di bawah ini)
Dalam
matematika terapan sering ditemui masalah untuk mencari penyelesaian persamaan
yang berbentuk f(x)=0 , dimana
persamaan f(x) dapat
berbentuk sebagai persamaan aljabar, persamaan transenden atau persamaan
campuran. Nilai-nilai x yang memenuhi
disebut akar persamaan. Persoalan dalam mencari akar persamaan ini sering juga
dijumpai dalam berbagai masalah-masalah rekayasa yang nyata seperti di bidang
ekonomi dan teknik. Sebelum ditemukannya komputer digital, terdapat sejumlah
cara untuk mencari akar-akar persamaan seperti rumus kuadrat. Untuk beberapa
kasus, akar-akar dapat diperoleh secara analitis, yakni penyelesaian yang
dihasilkan akan memenuhi persamaan semula secara eksak. Namun masih ada banyak
lagi yang kelihatannya sederhana seperti f
(x) =e−x−x tetapi tidak dapat diselesaikan
secara analitis. Dalam kasus demikian salah satu alternatif penyelesaiannya
adalah dengan metode numerik, khususnya yang paling tepat metode-metode iterasi
numeris. Dengan metode numerik penyelesaian yang dihasilkan berupa hampiran.
Metode ini sangat penting dalam terapan praktis karena para ilmuwan seringkali
menghadapi masalah-masalah yang aktual dan tidak dapat diselesaikan secara
analitis. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan akar dari
suatu persamaan, salah satunya yang akan dibahas yaitu metode bagi dua.
METODE BAGI DUA
Metode ini didasarkan pada Teorema Nilai Antara untuk
fungsi kontinu , yaitu bahwa suatu selang [a,b] harus memuat suatu titik nol f (akar persamaan f) bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda, misalnya f(a)<0,f(b)>0 . Hal ini menyarankan metode pengulangan
pembagiduaan selang dan dalam setiap langkah mengambil setengah selang yang
juga memenuhi persyaratan tersebut.
Metode Bagi-Dua memerlukan
dua nilai sebagai tebakan awal, sebut a
dan b, dimana a < b,yang harus memenuhi f (a). f (b)<0sehingga selang(a, b)memuat satu akarriil. Mula-mula ditentukan
titik tengah selang (a,b) , sebut titik tengahnya c. Diantara dua selang baru yang
diperoleh yakni (a,c) dan (c,b), salah satu diantaranya pasti
memuat akar. Berikutnya yang ditinjau adalah selang yang memuat akar tersebut.
Proses pembagiduaan selang ini diulang dan dilanjutkan sampai lebar yang
ditinjau cukup kecil atau dengan kata lain untuk memperoleh taksiran/hampiran
yang diperhalus.
Penentuan selang yang mengandung akar dilakukan
dengan memeriksa tanda dari hasil
kalif(a).f(c) atauf(c).f(b).
·Bila f(a).f(c)< 0 maka akar berada pada selang (a,c)
·Bila f(a).f(c) = 0 maka akarnya adalah c
·Bila f(a).f(c) > 0 maka akar berada pada selang
(c,b)
Secara geometri metode ini
diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.
Dalam
algoritma Metode Bagi-Dua digunakan peubah-peubah: a sebagai ujung kiri selang, b
sebagai ujung kanan selang, dan c
sebagai titik tengah. Dari penjelasan diatas, Algoritma Metode Bagi-Dua dapat
dibentuk sebagai berikut.
Masukan:f ( x),
a, b dan epsilon
Keluaran: akar
Langkah-langkah:
Periksa apakahf (a). f (b)<0,
jika tidak pilih a dan b yang baru sehingga f(a). f
(b) < 0
Hitung
Jika f(a).f(c)<0 maka b:=c,
lanjutkan ke langkah 4, Jika f(a).f(c)>0 maka a:=c,
lanjutkan ke langkah ke langkah 4, Jika f(a).f(c)=0 maka akar persamaan adalah c, hitungan selesai
Jika b−a≤epsilon maka akar c dan hitungan selesai. Jika tidak
ulangi langkah 2.
Lembar kerja dapat diunduh pada link berikut [lihat/download]
Sebagai tambahan sumber belajar serta bahan untuk latihan soal, video pembelajaran tentang metode bagi dua dapat dilihat pada video di bawah ini.